Kamis, 17 April 2014

DATA

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.

Jenis-jenis Data 
1. Data Nominal yaitu data yang menunjukkan ciri atau label sebagai pembeda. misalnya Jenis Kelamin (1=Pria 2=Wanita). Tidak ada operasi matematik terhadap data ini. 2. Data Ordinal yaitu data yang menunjukkan urutan dalam atribut tertentu, misalnya ranking kelas. Tidak ada indikasi berapa banyak & berapa jarak beda atribut tsb pada subjek. 3. Data Interval yaitu data yang mempunyai jarak sama tapi tidak mempunyai nilai nol mutlak. Data ini diperoleh dari hasil pengukuran, misalnya skor IQ, kecerdasan emosional, dsb. 4. Data Rasio yaitu data yang mempunyai jarak sama dan memiliki nilai nol mutlak. Hampir sama dengan data interval tapi banyak dipakai dalam ilmu alam, psikologi tidak menggunakan data ini. Jenis data

2. Data Interval yaitu data yang mempunyai jarak sama tapi tidak mempunyai nilai nol mutlak. 1. Data Nominal yaitu data yang menunjukkan ciri atau label sebagai pembeda. misalnya Jenis Kelamin (1=Pria 2=Wanita). Tidak ada operasi matematik terhadap data ini. 2. Data Ordinal yaitu data yang menunjukkan urutan dalam atribut tertentu, misalnya ranking kelas. Tidak ada indikasi berapa banyak & berapa jarak beda atribut tsb pada subjek. 4. Data Rasio yaitu data yang mempunyai jarak sama dan memiliki nilai nol mutlak. Hampir sama dengan data interval tapi banyak dipakai dalam ilmu alam, psikologi tidak menggunakan data ini. 5. Data Rasio yaitu data yang mempunyai jarak sama dan memiliki nilai nol mutlak. Hampir sama dengan data interval tapi banyak dipakai dalam ilmu alam, psikologi tidak menggunakan data ini.

3. JENIS DATA KUALITATIF KUANTITATIF DISKRIT KONTINUM Ordinal Interval Rasio Nominal

4. JENIS PENELITIAN KUALITATIF KUANTITATIF Deskriptif: bertujuan untuk menggam-barkan suatu fenomena apa adanya. Korelatif: bertujuan untuk menguji hubungan antara 2 atau lebih variabel. Komparatif: bertujuan untuk menguji beda satu variabel terhadap yang lain. Studi kasus: Etnografi: :

5. VAR. BEBAS Metode Kooperatif Metode Kompetitif VAR. MODERATOR Jenis Kelamin Urutan Kelahiran Jumlah Keluarga VAR. KONTROL Kemampuan awal Materi Pelatihan VAR. INTERVENING VAR. TERIKAT Kreativitas Identifikasi Variabel Penelitian

6. Bagaimana efektivitas pelatihan pemecahan masalah secara kreatif dengan metode kooperatif dan kompetitif dalam meningkatkan kreativitas? EFEKTIVITAS PELATIHAN PEMECAHAN MASALAH SECARA KREATIF DENGAN METODE KOOPERATIF DAN KOMPETITIF DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS Oleh: Rahmat Aziz, M.Si

7. Jenis Kelamin adalah karakteristik anatomis yang membedakan antara laki-laki dan perempuan yang disebabkan karena perbedaan jumlah kromosom X dan Y yang telah dibawa sejak lahir. 2. Urutan kelahiran adalah urutan anak dilahirkan dalam keluarga. Pada penelitian ini didefinisikan sebagai urutan anak dilahirkan, apakah sebagai anak pertama atau anakyang dilahirkan selain anak pertama. 3. Jumlah keluarga adalah banyaknya jumlah saudara kandung di dalam keluarga. Jumlah ini dikategorikan pada dua kelompok yaitu keluarga besar dan keluarga kecil. Keluarga besar didefinisikan jika jumlahnya lebih dari dua bersaudara, sedangkan keluarga kecil didefinisikan jika jumlahnya tidak lebih dari dua bersaudara. Variabel Moderator Yaitu variabel bebas bukan utama yang juga diamati oleh peneliti untuk menentukan sejauhmana efeknya ikut berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

8. Ada perbedaan tingkat kreativitas pada subjek yang diberi pelatihan dengan metode kooperatif dan metode kompetitif. 2. Ada perbedaan tingkat kreativitas antara subjek laki-laki dan subjek perempuan. 3. Ada perbedaan tingkat kreativitas antara subjek yang lahir pada urutan pertama dengan subjek yang lahir bukan urutan pertama. 4. Ada perbedaan tingkat kreativitas antara subjek yang berasal dari jumlah keluarga besar dengan subjek yang berasal dari jumlah keluarga kecil. 5. Ada interaksi antara metode pelatihan, jenis kelamin, urutan kelahiran, jumlah keluarga, dengan kreativitas. HIPOTESIS

9. Pemecahan masalah secara kreatif adalah materi pelatihan tentang strategi pemacahan masalah yang dicirikan dengan memunculkan banyaknya alternatif jawaban. Dalam penelitian ini strategi pemecahan masalah yang digunakan adalah teknik pemecahan masalah secara kreatif yang dikembangkan oleh Alex Osborn & Sidney Parnes yang menyatakan bahwa pemecahan masalah secara kreatif terdiri dari tiga komponen, yaitu: 1. Memahami masalah , pada komponen ini terdiri dari tiga tahap yaitu menemukan kekacauan, menemukan data, dan mengidentifikasi masalah. 2. Menghasilkan gagasan , pada komponen ini hanya terdiri satu tahap yaitu menemukan gagasan. 3. Merencanakan tindakan , pada komponen ini terdiri dari dua tahap yaitu menemukan solusi dan menemukan penerimaan. Definisi Operasional

Metode Pengumpulan Data 

 
Pada bahasan sebelumnya telah dibahas tahapan-tahapan dalam menulis karya tulis ilmiah. Sekarang mari kita bahas metode apa saja yang dapat digunakan dalam pengumpulan data.
Dalam penulisan karya ilmiah, pengumpulan data merupakan salah satu hal yang harus dilakukan guna mencapai tujuan penulisan. Ada 3 metode pengumpulan data, yakni :

1. Wawancara
Merupakan sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai.
Perlu ada perencanaan dan tujuan khusus.
Terdiri dari pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
Tujuannya mendapatkan informasi dari narasumber/informan untuk keperluan proses pengambilan maupun evaluasi kebijakan publik.
Metode yang paling efektif.
Ada 2 tipe pertanyaan dalam wawancara :
Open-Ended(Terbuka)
Pertanyaan ini netral dan tidak dibatasi.
Pewawancara mengijinkan secara bebas orang yang diwawancarai dalam menjawab pertanyaan, dan pewawancara menganjurkan narasumber memberikan informasi yang tidak diketahui sebelumnya kepada pewawancara.
Closed-Ended(Tertutup)
Pewawancara lebih mudah mengontrol narasumber, karena apa yang akan ditanyakan sudah pasti dan menghindari narasumber menjawab bebas.
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
a.       Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
b.      Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c.       Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
a.       Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.
b.      Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c.       Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
d.      Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviewer.

2. Observasi
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a.       Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.
b.      Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
c.       Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.
d.      Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e.       Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

3. Kuisioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.

Teknik Pemgambilan Data

  1)  Teknik sampling secara probabilitas

Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi  sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.

Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
a) Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah  dengan undian.

b) Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.

c) Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling). Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya  dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.

d) Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proportional.

e) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi  yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.



2) Teknik sampling secara nonprobabilitas.
Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut.

a) Purposive sampling   atau  judgmental sampling  Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti. 


b) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).
Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju. 

c) Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.

d) Accidental sampling  atau convenience sampling Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan. 
Teknik Pembuatan Kuisioner
1. Tetapkan informasi yang ingin diketahui.
2. Tentukan jenis kusioner dan metode administrasinya.
3. Tentukan isi dari masing-masing pertanyaan.
4. Tentukan banyak respon atas setiap pertanyaan.
5. Tentukan kata-kata yang digunakan untuk setiap pertanyaan.
6. Tentukan urutan pertanyaan.
7. Tentukan karakteristik fisik kuisioner.
8. Uji kembali langkah 1 sampai 7 dan lakukan perubahan jika perlu.
9. Lakukan uji awal atas kuisioner dan lakukan perubahan jika perlu.

sumber :  http://tugas27.wordpress.com/2012/05/02/pengertian-data/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar